Awal Mula Citayem: Dari Perkampungan Hingga Ikon Pop Culture Urban Jakarta

by -27 Views
banner 468x60

Pendahuluan

Kata Citayem kini mungkin lebih dikenal publik karena istilah viral seperti “Citayem Fashion Week”. Namun, tahukah kamu bahwa Citayem memiliki sejarah panjang sebagai sebuah wilayah yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan kawasan penyangga ibu kota? Artikel ini akan membahas awal mula Citayem, asal-usul namanya, transformasi wilayahnya, hingga bagaimana kawasan ini menjadi bagian dari perbincangan nasional.

Sejarah dan Asal Usul Nama Citayem

citayam-sepenggal-nama-dalam-kepingan-sejarah-dan-legenda

Nama Citayem berasal dari bahasa Sunda, yang terdiri dari dua kata, yaitu Ci yang berarti “air” atau “sungai”, dan Tayem yang dipercaya berasal dari nama sebuah sungai kecil yang mengalir di daerah tersebut. Jadi, secara harfiah, Citayem bisa diartikan sebagai “air dari Tayem” atau “sungai Tayem”. Ini merupakan hal umum di wilayah Jawa Barat, di mana banyak tempat diawali dengan “Ci” seperti Cibinong, Cileungsi, dan Cisarua.

Pada awalnya, Citayem hanyalah sebuah desa kecil di Kabupaten Bogor. Kehidupan masyarakatnya sangat agraris, dengan lahan pertanian yang luas dan sistem irigasi tradisional. Air sungai menjadi sumber kehidupan utama bagi pertanian dan kebutuhan rumah tangga warga.

BACA JUGA: Awal Mula Daerah Depok: Sejarah dan Perkembangannya hingga Kini

Letak Geografis dan Perkembangan Wilayah

Citayem secara administratif berada di perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Kota Depok, dan termasuk dalam kawasan strategis penyangga DKI Jakarta. Letaknya yang berada di jalur strategis antara Bogor – Jakarta menjadikan Citayem sebagai titik penting dalam pergerakan masyarakat Jabodetabek.

Seiring perkembangan zaman dan pesatnya urbanisasi, Citayem pun mulai mengalami transformasi. Pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api (KRL) menjadikan wilayah ini lebih mudah diakses. Stasiun Citayem menjadi salah satu stasiun yang ramai digunakan oleh para komuter yang bekerja di Jakarta.

Urbanisasi dan Dampaknya bagi Masyarakat Lokal

Dalam 20 tahun terakhir, pertumbuhan penduduk dan pembangunan perumahan di Citayem meningkat signifikan. Urbanisasi membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif:

Dampak Positif:

  • Meningkatnya akses transportasi

  • Tumbuhnya perekonomian lokal

  • Masuknya fasilitas umum seperti sekolah, klinik, dan pusat perbelanjaan

Dampak Negatif:

  • Berkurangnya lahan pertanian

  • Kemacetan dan kepadatan penduduk

  • Perubahan struktur sosial dan budaya

Perubahan ini menyebabkan Citayem menjadi lebih heterogen, tidak hanya dihuni oleh penduduk asli Sunda, tetapi juga oleh pendatang dari berbagai daerah.

Citayem dan Budaya Anak Muda: Fenomena Citayem Fashion Week

citayem-fashion-week

Pada pertengahan tahun 2022, nama Citayem mendadak menjadi sorotan nasional akibat viralnya fenomena Citayem Fashion Week. Meskipun secara geografis Citayem tidak terjadi di lokasi itu (acara berlangsung di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat), para pelaku utamanya berasal dari wilayah Citayem, Bojonggede, dan sekitarnya.

Anak-anak muda dari wilayah suburban ini datang ke pusat kota mengenakan pakaian nyentrik dan bergaya, lalu berjalan bak model di zebra cross Jalan Jenderal Sudirman. Aksi ini pun direkam dan viral di media sosial, menciptakan fenomena sosial yang unik dan membanggakan.

BACA JUGA: Rekomendasi Laptop 2025: AI, OLED & Portable Terbaik

Kenapa Disebut “Citayem Fashion Week”?

Meskipun lokasinya bukan di Citayem, penamaan ini muncul karena banyak remaja yang hadir berasal dari kawasan Citayem dan Bojonggede. Hal ini menunjukkan bagaimana wilayah yang dulunya identik dengan pedesaan kini menjadi simbol ekspresi anak muda urban.

Potret Citayem Masa Kini

Saat ini, Citayem bukan hanya dikenal sebagai kawasan transit, tetapi juga sebagai wilayah hunian favorit kelas menengah. Dengan harga tanah yang masih terjangkau dan akses transportasi KRL, banyak orang memilih menetap di Citayem sambil bekerja di Jakarta atau Depok.

Fasilitas yang Tersedia di Citayem:

  • Stasiun KRL Citayem

  • Pasar Tradisional dan Modern

  • Perumahan skala kecil dan besar

  • Sekolah dan fasilitas pendidikan

  • Pusat kuliner dan hiburan lokal

Citayem juga menjadi titik temu antara budaya urban dan tradisional. Di satu sisi, gaya hidup modern berkembang, namun di sisi lain, tradisi masyarakat Sunda masih terasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam penggunaan bahasa, makanan, dan adat.

Potensi dan Tantangan Masa Depan

Citayem memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai kawasan sub-urban yang maju. Namun, hal itu harus diiringi dengan perencanaan tata ruang yang baik, pelestarian lingkungan, serta pembangunan yang berkelanjutan.

Potensi:

  • Menjadi kawasan transit oriented development (TOD)

  • Pengembangan pariwisata berbasis budaya lokal

  • Sentra ekonomi kreatif generasi muda

Tantangan:

  • Kemacetan dan kepadatan

  • Risiko banjir akibat alih fungsi lahan

  • Ketimpangan sosial dan ekonomi

Penutup

Dari desa kecil di pinggiran Bogor, Citayem telah menjelma menjadi wilayah penting dalam lanskap urbanisasi Jabodetabek. Sejarah Citayem mencerminkan bagaimana wilayah pinggiran bisa tumbuh dan bertransformasi seiring waktu, bahkan mampu menciptakan budaya baru seperti Citayem Fashion Week.

Mengetahui awal mula Citayem bukan hanya memperluas wawasan tentang geografi, tetapi juga membuka mata kita tentang bagaimana masyarakat, budaya, dan teknologi saling memengaruhi dalam membentuk identitas sebuah kawasan.

Apakah kamu pernah ke Citayem? Atau justru tinggal di sana? Bagikan ceritamu di kolom komentar!

No More Posts Available.

No more pages to load.